• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Haiii semuanyaaa....
Ketemu lagi kitaaaa....
Sebelum memulai cerita, ijinkan aku untuk mengucap syukur alhamdulillah karena modem wifi rumah udah kembali sehat wal afiat lagi. Udah bisa dipake untuk internetan, ngeblog, main sosmed, dan ngepoin mantan gebetan. #eh.

Sebenernya modem wifinya udah sehat lagi beberapa jam setelah aku nulis tulisan ini. Tepatnya sekitar jam 2 siang. Sebelumnya ada bapak-bapak teknisi yang dateng ngecek dan ngebenerin sambungan wifinya. Gak lama setelah dicek dan dibenerin udah bisa lagi modemnya. Alhamdulillah.... :D
Semoga abis ini gak ada kejadian mati-mati lagi... :D

Okay....
Sekarang mari kita mulai ceritanya!

Jadi ceritanya, dua hari yang lalu saat aku lagi ngebete-in si modem wifi yang gangguan, mati gak bisa dipakai ternyata di luar sana ayahku hampir aja jadi korban penipuan. Laahhh kok bisaaa...??


Tahun 2016 ini ayahku memasuki masa pensiunnya sebagai PNS. Tepatnya di bulan Januari kemarin. Sama seperti PNS-PNS lainnya yang memasuki masa pensiun, ayahku pun mengurusi berkas-berkas yang berhubungan dengan kepensiunannya. Berkas-berkas itu nantinya akan diserahkan ke dinas terkait (kebetulan ayahku adalah seorang guru maka berkas diserahkan ke Dinas Pendidikan) untuk pelaporan kepensiunan.

Sebenernya (sepengelihatanku) di pertengahan Februari kemarin ayahku udah mengurus berkas-berkas pensiunnya itu. Cuma entah kenapa dua hari yang lalu ayahku balik sibuk lagi mengurusi berkas-berkas pensiunnya itu. Ditambah dengan pertanyaan aneh ke Ibu, "apa punya simpenan uang?"

Aku sendiri sih pada awalnya gak tahu masalah ini. Baru tahu itu pas lagi enak-enak blogwalking (sambil ngetes modem yang baru aja bisa nyambung lagi) Ibu cerita tentang kecurigaan beliau ke ayah yang nanyain tentang simpenan uang.

Ehh ternyata pas sore harinya ayah pulang, beliau cerita kronologi kejadiannya.

Sekitar jam 10 pagi ayah ditelepon sama nomer yang gak kenal di HP-nya. Pas diangkat, si penelepon bilang dia bernama Mutholib Kepala Dinas Pendidikan Jombang. Si penelepon mengatakan bahwa ayah akan mendapatkan hadiah dari Kepala Dinas Pendidikan sebagai tanda jasa pensiun. Untuk bisa mendapatkannya ayah diminta untuk mempersiapkan fotokopi KTP, KK, dan entah fotokopi-fotokopi apalagi yang gak bisa aku inget rinci yang sepenjelasan ayah itu sama dengan berkas-berkas pensiun yang udah pernah ayah kumpulin.

Karena saat itu ayah baru aja pulang ta'ziah dari meninggalnya anaknya temennya, jadi ayah mengabaikan dulu permintaan si penelepon tadi.

Tapi gak lama, ayah ditelepon lagi untuk segera mempersiapkan berkas-berkasnya dan segera dikumpulkan paling lambat jam 3 sore di kantor Dinas Pendidikan. Selain mempersiapkan berkas-berkas, ayah juga diminta untuk mentransfer uang sebesar 15 juta rupiah untuk nantinya diganti dengan uang sebesar 350 juta rupiah yang merupakan hadiah yang dibilang tadi. Berkas dan uang harus segera dikumpulkan dan ditransfer. Kalau nggak, hadiah yang dijanjikan akan dialihkan ke orang lain.

Mungkin karena merasa diburu-buru akhirnya ayah pulang mempersiapkan berkas-berkasnya dan menanyakan ke Ibu apakah Ibu punya simpanan uang di rumah. Disini sebenernya Ibu udah curiga, Ibu tanya ke ayah untuk apa uangnya? Ayah cuma bilang untuk pensiunan dan nanti bakal dapat ganti uang yang lebih banyak.

Tapi akhirnya ayah juga sadar, bahwa ada yang tidak beres dengan skema pemberkasan pensiun yang diterimanya lewat telepon ini :
1. Mengenai nama si penelepon. Si penelepon mengatakan bahwa namanya Mutholib, Kepala Dinas Pendidikan Jombang. Padahal setahu ayah nama Kepala Dinas Pendidikan Jombang adalah Mu(N)tholib. Dan suara Pak Muntholib berbeda sekali dengan suara si penelepon.

2. Skema pemberian berkas.
Ayah diberi tahu saat menyerahkan berkas di Dinas nanti ayah tidak perlu masuk ke kantor Dinas, tapi menunggu saja di dekat gerbang karena nanti akan ada seseorang yang akan menghampiri ayah.

3. Syarat transfer uang lebih dulu sebelum dapat yang lebih banyak.
Mungkin ini yang bisa dijadiin kecurigaan paling besar. Kalau memang mau dapat hadiah, kenapa harus ngasih (transfer) lebih dulu? Kenapa gak langsung dikasih aja?

Berdasar kecurigaan-kecurigaan tersebut, ayah segera datang ke Dinas Pendidikan untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi yang diterima ayah. Padahal saat itu ayah sudah siap untuk transfer uang dan menyerahkan berkas. Ayah bahkan sempat menelepon balik si penelepon untuk menanyakan dimana posisi si penelepon dan apa yang harus dilakukan ayah selanjutnya. Tapi begitu sampai di kantor Dinas Pendidikan, tanpa bertanya ayah sudah langsung disambut oleh pegawai kantor Dinas Pendidikan.

"Nyuwun sewu, pun duko nggih Pak. (mohon maaf, jangan marah ya Pak) bapak pensiunan ya?" tanya si pegawai.

"Iya." jawab ayah.

"Baru saja dapat telepon?"

"Iya." jawab ayah lagi.

"Sudah ditrasfer uangnya?"

"Belum Pak. Uangnya belum saya transfer."

"Wah... bener Pak. Bener sekali. Mboten usah (tidak perlu) ditransfer uangnya. Dibiarkan aja. Mboten usah digatekaken (Nggak usah dipedulikan)."

Dari perkataan si pegawai ini akhirnya ayah sadar, bahwa beliau hampir aja kena penipuan.

Setelah mendapat keterangan itu, ayah bergegas pulang dan gak menghiraukan lagi telepon-telepon dari si pelaku (yaa... ayah sempet ditelepon lagi setelah itu).

Sebenernya, Dinas Pendidikan sendiri udah memberikan pengumuman dan pemberitahuan melalui media-media terkait. Seperti lewat radio Suara Pendidikan (radio milik Dinas Pendidikan Jombang) dan melalui akun twitter Suara Pendidikan.


Tapi mungkin pengumuman dan pemberitahuan ini kurang menyebar ke masyarakat (khususnya dalam kasus ini di dalam lingkup Dinas Pendidikan) sehingga oknum-oknum penipu ini masih berkeliaran mencari mangsa. Dan masyarakat kemungkinan masih banyak yang terperdaya.

Oleh sebab itu, dari pengalaman yang menimpa ayahku ini siapapun (khususnya bapak/ibu pensiunan) jika mendapatkan telepon dari orang gak dikenal yang memberikan iming-iming uang banyak tapi mengharuskan kita transfer uang lebih dulu sebagai syarat harus diwaspadai dan dicurigai. Kita juga sebaiknya lebih tahu dan lebih peka pada lingkungan kerja/lingkungan tinggal kita dengan mengetahui setidaknya nama lengkap dari orang-orang yang ada di sekitar lingkungan kerja/tinggal kita. Dan yang paling penting, usahakan untuk mengkonfirmasi terlebih dahulu setiap informasi yang kita dapatkan pada pihak-pihak atau instansi-instansi terkait. Jangan karena diburu-buru deadline dari si oknum pelaku kita jadi lupa mengkonfirmasi kebenarannya.


Semoga cerita ini bisa sekaligus menjadi informasi untuk semuanya. Agar lebih waspada lagi.
Jangan sampai jadi korban penipuan. Karena modus penipuan udah semakin banyak dan semakin beragam. Dan apa yang dialami sama ayahku cuma satu dari sekian banyak modus penipuan yang ada.

Hati-hati yaa semuaaaaaa........ :)
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Hari ini mood eike cukup berantakan. Kenapa? Karena dari dua hari yang lalu abis ngepost tulisan yang ini, modem wifi di rumah eike metong cyin! Kamfredto banget deh aahh.


Padahal subuh tadi dan besok adalah jadwalnya bertemu dan berkencan dengan abang kapten Yoo Si Jin yang gantengnya overload itu. Pft!

Untuk menangani metongnya modem wifi rumah, semalem secara bergantian aku sama mas udah nyoba telepon ke call centernya. Tapi ternyata sibuk. Yang waiting list nelepon juga banyak! Pas aku cek ke official twitter customer service si penyedia layanan modem wifi yang dipake di rumah ini ternyata yang ngadu buanyak juga. Walaaahhh.... sepertinya se Indonesia pada gangguan berjamaah. *trus kepriye jal?* *guling-guling*

Akhirnya, dengan setengah hati sampe si modem wifi nyala lagi aku harus merelakan paket internet HP ku tethering ke laptop.
Kurelakan kuotanya untuk bikin postingan pendek ini.
Dan kurelakan kuotanya untuk donlod episode 3 Descendant of The Sun biar aku bisa temu kangen sama si abang kapten ganteng. #plak.

Sepertinya sampai si modem wifi sembuh, eike bakal absen ngepost dulu ya readers.
Daripada postingan eike nanti gak maksimal.
Oke?
Ini aja nyoba buat upload gambar gak bisa-bisa :(
Padahal yaa... eike lagi semangat-semangatnya buat ngeblog. Udah ada beberapa ide tulisan yang siap tulis dan posting. Tapi yaa gini... ditunda dulu gara-gara modem mati.
Emang kok, kalau lagi semangat gini ada aja cobaannya.
Hft!

Ya, udah....
Doain modem wifi eike cepet sembuh yaaa... :)
Biar eike bisa posting-posting lagi.
Makasih... :*
Share
Tweet
Pin
Share
8 comments
Hollaa...
Selamat datang bulan Maret.
Semoga di bulan ini tetep dilimpahkan kesehatan, rezeki yang lancar dan halal, dan dipenuhi cinta. Cinta dari siapapun. Cinta dari pasangan boleh suami/istri, atau pacar asal bukan selingkuhan :p, dari sahabat, teman, ataupun keluarga.
Aaamiiinn....

Menyambut bulan baru ini, aku menemukan banyak sekali teman-teman blogger yang menyambutnya dengan semangat dan suasana baru. Salah satu cara diantaranya adalah dengan mengubah domain blog, dari yang gratisan menjadi berbayar.

Ilustrasi

Domain .com adalah salah satu domain yang sering dipilih oleh teman-teman blogger ketika mengubah blognya dari yang gratisan jadi berbayar. Jadi kelihatan kece gitu yaa kalau domain blog kita langsung .com tanpa ada embel-embel lain (misal blogspot atau wordpress.)

Dari yang aku baca, ternyata banyak alasan yang melatarbelakangi kenapa seseorang memutuskan untuk pindah ke domain berbayar (.com) salah satunya adalah ingin terlihat lebih profesional. Yaaa nggak bisa dipungkiri kalau kita pakai domain .com selain kelihatan keren, blog kita seakan-akan mirip website perusahaan-perusahaan yang dikelola secara profesional. Ya meskipun sebenernya itu cuma blog pribadi, tapi aku yakin kalian-kalian sebagai pemilik blog pasti akan berusaha sangat profesional dalam ngurusin blognya masing-masing.

Alasan kedua yang paling banyak diutarain ketika memutuskan untuk pindah domain adalah biar semangat ngeblognya semakin terpacu. Yaaa... kalau gak semakin terpacu buat ngeblog, gak semakin rajin untuk posting kan sayang. Udah ngeluarin uang buat beli domainnya eh kok gak pernah diisi blognya. Kan mubazir.

Dua alasan ini menurutku saling nyambung satu sama lain juga. Dalam ke-profesional-an salah satunya terkandung semangat untuk rajin posting. Dalam semangat rajin posting ada keprofesionalan kerja. Menurutku gak cukup semangat rajin posting tapi hasil postingannya ternyata asal-asalan. Kalau menurutku, semangat posting juga harus diikuti dengan semangat keprofesionalan dalam menghasilkan tulisan-tulisan yang kece dan bermanfaat bagi pembaca.


Jujur, jujur banget.... sebenernya aku pun pengen banget blog ini juga pakai domain .com gak cuma numpang di blogspot dan diembel-embeli .blospot.com. biar aku juga bisa kelihatan profesional dan punya tambahan semangat buat ngeblog kayak temen-temen yang lain yang udah lebih dulu pindah domain.

Cumaaaaa......
Aku ngerasa untuk saat ini, aku masih ngerasa belum mampu untuk mengusung blog ini pindah ke domain .com. Aku masih perlu banyak lagi persiapan. Selain persiapan dana untuk bayar domain tentunya, aku juga masih harus mempersiapkan kesiapan diri sendiri; mampu nggak ntar pas udah pindah ke domain .com untuk rutin posting di blog, mampu nggak ngehasilin tulisan yang bermanfaat untuk pembaca?

Jadi, sekarang sambil nabung buat bekal beli domain ntar... #eaaa.... juga sambil terus belajar dan membiasakan diri dengan ritme "ayo coba bikin postingan setiap hari". Sambil terus belajar untuk menggali ide-ide untuk bisa dibikin tulisan yang kece juga, yang enggak cuma sekedar curhat menye-menye. Hihihihiii.... *tapi sesekali curhat menye-menye juga boleh kan yaaa?* :D

Akhir kata, mau blogmu itu masih gratisan atau blogmu udah berbayar, mari tetep sama-sama semangat untuk tetep ngeblog, tetep semangat buat bikin tulisan yang kece, keren, dan bermafaat untuk pembaca.. :)

Semangaaaatttt...!!!!
Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Haaiiii emak-emak.... *laahhh kenapa openingnya nyapa emak-emak?*
Gak apa-apa. Pengen aja. Hahahahaa....

Siapa nih disini yang pernah ngeliat anak kecil bawa-bawa gadget (bisa HP ataupun tablet *bukan TV* :p)? Hayyoo siapa? Ngacung...!!!

Pasti hampir semuanya pernah liat.

Ilustrasi. Sumber dari SINI

Yaaa... di zaman yang serba elektronik ini, bukan pemandangan aneh kalau ngeliat ada anak kecil bawa-bawa gadget. Serius banget main-main game. Entah apa yang dimainin. Biasanya sih game ya.

Buat bayek-bayek yang baru bisa sekrol-sekrol layar, dikasih mainan game yang sentuh-sentuh dan sekrol-sekrol layar udah seneng, atau dikasih tontonan video kartun kesukaannya udah anteng. Tapi gimana sama bocah yang udah agak gede yang udah mulai ngerti, udah mulai penasaran, dan udah mulai bisa browsing informasi sendiri?? Pas dia dibiarin browsing sendiri, ndilalah kok tiba-tiba nyasar ke situs-situs yang enggak-enggak. *nahloooo* Kan gak mau gitu yaaa... bahayaaaa......

Nah baru-baru ini niih, ada sebuah search engine baru diluncurin. Search engine ini katanya khusus ditujukan buat anak-anak. Namanya kiddle (kiddle.co)

Halaman awal Kiddle.co. Sumber dari SINI

Berdasarkan info dari situs resminya pihak kiddle menerangkan bahwa situs-situs yang dimunculkan dari pencarian melalui kiddle adalah situs-situs yang memenuhi persyaratan ramah keluarga. Tidak akan memunculkan situs-situs dengan konten eksplisit dan yang menipu.

Situs-situs yang muncul dari pencarian di kiddle pun diprioritaskan situs-situs yang berorientasi pada anak-anak. Tapi meskipun berorientasi pada anak-anak, kiddle juga menampilkan situs-situs lain yang masih berhubungan dengan anak-anak dengan sususan seperti ini :
  • Hasil pencarian page 1-3 adalah situs yang aman dan halaman ditulis secara khusus untuk anak-anak. Dipilih dan diperiksa sendiri oleh editor kiddle.
  • Hasil pencarian page 4-7 adalah situs terpercaya yang tidak ditulis secara khusus untuk anak-anak tetapi memiliki konten yang ditulis secara sederhana, mudah bagi anak-anak untuk memahami. Dipilih dan diperiksa sendiri oleh editor kiddle.
  • Hasil pencarian page 8 ke atas adalah situs terkenal yang ditulis untuk orang dewasa, menyediakan konten ahli, tetapi lebih sulit bagi anak-anak untuk memahami. Hasil pencarian ini disaring dari pencarian aman google.
Meskipun di kiddle juga akan menampilkan situs terkenal yang ditulis untuk orang dewasa, Kiddle akan dengan tegas memblokir pencarian-pencarian dengan atau mengandung kata-kata yang tidak pantas (seperti kata-kata yang mengandung kekerasan dan juga pornografi. Intinya kata-kata yang belum pantes buat anak-anak deehh).

Tampilan kiddle saat coba search tentang 'gay'

Gak seperti di google, hasil pencarian di kiddle tampilan gambar ilutrasinya lebih gede-gede. Ini dibikin untuk memudahkan anak-anak menemukan apa yang dia cari. Huruf-hurufnya juga dibikin agak gede biar anak-anak gak harus melototi layar buat nemuin apa yang mau dia cari.


Tampilan hasil pencarian di kiddle.

Tapi meskipun kiddle ini bekerja seperti google sebagai mesin pencari, ternyata kiddle ini bukan mesin pencari pengembangan google. Kiddle hanya sebuah mesin pencari yang bekerja dalam 'mode pencarian aman' yang juga memiliki editor manusia yang bertugas untuk menyaring konten-konten yang tidak pantas.

Sebagai search engine yang baru aja diluncurin, menurutku kiddle ini masih perlu banget banyak pengembangan. Utamanya untuk pengguna yang bahasa sehari-harinya nggak pakai bahasa Inggris. Seperti kita yang berbahasa Indonesia. Karena pas aku iseng buka dan nyoba pencarian dengan menggunakan keyword berbahasa Indonesia, kiddle masih belum bisa memunculkan situs yang sesuai. Mungkin kalau dicoba dengan bahasa Inggris akan berbeda hasilnya.

Tapi dengan masih adanya keterbatasan yang ada sekarang, semoga kiddle segera mengembangkan inovasinya. Hasil pencariannya bisa lebih diotimalisasi lagi. Dan semoga bakal bisa segede, secepet, dan selengkap google (tapi dalam cakupan layak untuk anak).

Nah, buat yang punya anak kecil, adek kecil, sepupu yang masih kecil yang demen main-main gadget. Mulai pinter browsing-browsing sendiri, mungkin bisa mulai nge-setting kiddle sebagai search engine default di homepage browsernya ngegantiin google. Meskipun kinerjanya belum maksimal, seenggaknya kiddle gak akan munculin situs-situs yang enggak-enggak buat anak-anak. Hahahahaaaa.....

Yang gede sih boleh tetep pake google sebagai search enginenya, tapi yang kecil pake kiddle ajaaa yaaakk.... :)
Heheheheee.....



*SUMBER :
Homepage kiddle : visual search engine for kids
About kiddle, visual search engine for kids
Just 'kiddle' it : Child friendly search engine
Share
Tweet
Pin
Share
10 comments
Beberapa hari belakangan aku lagi galau, bingung, resah, gelisah, dan basah. #eh. Basah kehujanan maksudnyaaaaa.... *hahahahahahahaaaa* :p

Apa yang bikin bingung dan galau, mbak?
Euumm.... aku lagi ngebingungin username sosial-sosial mediaku.

Emang kenapa sama username sosial-sosial medianya, mbak?

Sumber dari SINI

@fytry udah jadi username yang melekat banget jadi username di beberapa akun sosial mediaku. Kayak di twitter, IG, ask.fm, dan wattpad (buat di IG, ask, dan wattpad ketambahan karakter underscore (_) karena minimal harus 6 karakter sebagai username). Bahkan ID Line juga pake 'fytry' sebagai nama ID-ku.

Username 'fytry' ini udah aku pake sejak sekitar tahun 2008 atau 2009an. Username itu pertama kali tercetus ketika aku mau bikin akun twitter. Pas itu bingung mau bikin username yang seperti apa. Karena seingetku pas itu sama pihak twitter disuruh bikin username yang unik. Mikir... mikir... mikir... akhirnya tercetuslah username 'fytry' ini. Username ini kupilih karena pas tahun 2008-2009an itu aku masih jadi orang yang idealis, ngotot, gak mau ngalah, dan gak mau tau. Orang-orang harus memanggilku dengan nama panggilan yang udah biasa aku gunain sejak kecil. FITRI. Meskipun nama lengkapku Fitrotul Aini. Sebenernya pengen gitu di username itu ejaannya tetep normal F-I-T-R-I, tapi yang namanya Fitri kan banyak yaa.... jadinya aku gak bisa pake nama itu karena udah ada yang bikin dan pake duluan. Akhirnya biar username tetep dibaca Fitri aku bermain dengan susunan hurufnya. Huruf I-nya diganti Y. Sejak saat itu, kalau daftar-daftar sosmed yang ada username-usernamenya, selalu pake 'fytry' sebagai username.

fytry ada dimana-mana :p (twitter, IG, wattpad, ask.fm)

Tapi belakangan aku ngerasa username 'fytry' ini sedikit menggelikan dan sedikit kerasa agak alay. Penulisan nama kok diubah-ubah? Gak sesuai dengan ejaan/huruf yang benar. Ditambah lagi waktu nyekrol-nyekrol jalan-jalan di TL twitter dan TL IG username-username temen-temen itu cenderung lebih 'normal'. Kebanyakan mereka pake nama lengkap atau nama panggilan trus singkatan dari nama panjangnya. Contohnya nama lengkapnya Ike Paramita maka usernamenya @ike_paramita atau Lailiya Nur R maka usernamenya @lailiya_nr *Ike sama mamih, minjem namanya yaa buat contoh :D* dan banyak lagi teman-temanku yang (menurutku) usernamenya sudah normal.

Berawal dari situlah akhirnya aku galau, "sebenernya username 'fytry' ini alay nggak sih?" "Perlu nggak sih buat ganti username? Ganti jadi nama lengkap gitu misalnya? Atau nama lengkap yang dikasih kombinasi angka (kayak alamat email).

Sempet juga iseng-iseng ngecek username yang dipake di twitter atau IG (ngecek 2 sosmed ini dulu karena seringnya pake sosmed ini). Nyoba username pake nama lengkap asli a.k.a Fitrotul Aini (@fitrotulaini). Ternyata udah ada yang pake. Dibalik nama belakang dulu baru nama depan (@ainifitrotul), sama ajaaa.... udah ada yang pake juga. Ditambahi angka 1 kayak email, udah ada yang pake juga. Subhanallah..... dari sini aku baru tahu juga kalau nama Fitrotul Aini itu ternyata banyaaakkkk..... *hahahahahahaa*. Nyoba-nyoba terus dan ketemu username @fitrotulaini92 yang kayaknya masih belum ada yang pake.....

Iseng nyari username alternatif (klo misal jadi ganti)

Tapi sampe detik ini, aku masih tetep aja galau apakah aku memutuskan untuk setia pada 'fytry' atau berganti ke username yang lain. Kalau ganti jadi @fitrotulaini92 kok kayak usernamenya Ayu Ting-Ting yaa..?? ada 92-nya. #eh. Aku juga sebenernya masih agak sayang gitu sama 'fytry' karena itu udah dipake sejak lama dan ada dimana-mana, selain di username sosmed-sosmed dan ID Line aku baru inget kalau aku ngasih nama di buku-buku yang aku punya pake @fytry. Ngasih watermark di gambar hasil jepretanku juga pake @fytry. Tapi sekarang aku ngerasa kalau username ini agak alay..... (balik ke cerita di atas) -_- Gimana dooonnngg...??

Jadi, menurut kalian.... perlu gak sih aku ganti username?


PS : sekarang aku udah gak se-idealis dulu. Udah gak ngotot kekeuh harus dipanggil Fitri. Dipanggil Fitrotul atau Aini atau Fitro pun udah oke-oke aja. Asal nama panggilan itu masih ada unsur nama lengkapku aku gak masalah lagi. *untuk panggilan yang terakhir itu, asli ada yang manggil dengan panggilan itu*
Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • Kampredt, Modem Wifi Mati!
    Hari ini mood eike cukup berantakan. Kenapa? Karena dari dua hari yang lalu abis ngepost tulisan yang ini , modem wifi di rumah eike metong...
  • [Preview] J-Dorama "MARS - Tada Kimi wo Aishiteru" (On-Going)
    Musim dingin (masih musim hujan di Indonesia) tahun ini banyak banget drama-drama seru yang rilis baik drama Korea ataupun drama Jepang. Ak...
  • Inspiring Takuya Kimura
    Holla... Jumpa lagi kita... Hehee... Udah lama buanget gak ngepost. Maafin yaaa... Berhubung sekarang juga masih suasan Idul Fitri ...
  • Finally, 5 Anak Negeri Komplit Berlima (dan Bisa Foto Bareng juga)
    Kayaknya yaa kejadian-kejadian yang terjadi selama sebulan belakangan ini itu, yang bakal aku ceritain sekarang itu bakalan tentang akhirny...
  • [Review] I'M HOME
    Akhirnya..... "I'M HOME" !! ' I'm Home' disini bukan ungkapan lega karena aku akhirnya bisa sampe rumah setelah...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose